ALIRAN SISI PENAWARAN DAN ALIRAN RATIONAL EXPECTATION

ALIRAN SISI PENAWARAN
  
  Pada tahun 1971-1973 perekonomian Amerika Serikat mengalami boom karena kebijaksanaan fiskal dan moneter yang ekspansif pada periode-periode sebelumnya. Tingginya inflasi menghendaki pembatasan kebijaksanaan fiskal dan moneter yang ekspansif. Tetapi goncangan penawaran telah menyebabkan berkurangnya produksi nasional, dengan demikian juga sulit untuk membatasi kebijaksanaan-kebijaksanaan fiskal dan moneter tersebut.
   Dalam menghadapi inflasi yang semakin tinggi tersebut pemerintah Amerika Serikat mencoba mengadopsi kebijaksanaan moneter yang baru, sesuai ajaran monetaris, yang terkonsentrasi pada usaha menahan laju pertumbuhan stok uang. Namun, di ukur dari tingkat pengangguran yang diakibatkannya, resesi ini dinilai yang terburuk sejak depresi besar-besaran tahun 30-an. Pada akhir tahun 1982 akhirnya pemerintah mengabaikan rencana pembatasan uang sesuai anjuran kubu monetaris, melainkan membiarkan jumlah uang beredar tumbuh cukup tinggi untuk memerangi resesi yang dihadapi.
    Intinya, aliran monetaris memang berhasil meyakinkan orang bahwa stok uang stok uang sangat erat kaitannnya  dengan aktivitas-aktivitas ekonomi. Walaupun kebijakan moneter lahir di Amerika serikat, tetapi yang memakai kebijakan ini bukanlah Amerika Serikat, melainkan pemerintag Thatcher di Inggris.

A. TOKOH-TOKOH ALIRAN SISI PENAWARAN
    Menurut Harold McCure dan Thomas Willet (1983), aliran sisi penawaran dapat dibedakan atas dua kelompok, yaitu “kelompok utama” dan “kelompok radikal”.
   Kelompok aliran utama diwakili Martin Feldstein (Harvard University) & Michael Boskin (Standford University). Kelompok ini menekankan perlunya insentif pajak dalam memacu pertumbuhan ekonomi lewat dampaknya terhadap tabungan & investasi. Kelompok utama banyak menganalisis dampak perubahan pajak terhadap penawaran labor serta dampak program keamanan sosial (social security) terhadap jumlah tabungan.
   Kelompok radikal adalah kelompok yg mendapat publisitas lebih banyak. Kelompok ini menyatakan bahwa pemotongan pajak akan memberikan dampak positif terhadap tabungan, investasi, dan penawaran tenaga kerja serta penerimaan total yg lebih banyak dari pajak. Kelompok radikal pada intinya mengajukan dua preposisi:
  • Pemotongan pajak akan memberi dampak besar terhadap produktivitas kerja sehingga secara total penerimaan dari pajak akan meningkat.
  • Program pemotongan pajak memberi dampak positif dalam meningkatkan laju pertumbuhan output & menguangi inflasi. Kelompok ini diwakili oleh Arthur Laffer dan George Gilder.
   Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aliran sisi penawaran sanat populer  di tahun 80-an dimasa pemerintahan Reagen di Amerika Serikat. Karena pandangan pakar-pakar aliran sisi penawaran langsung dijalankan oleh Reagan, maka pandangan ekonomi mereka juga sering dijuluki Reagonimics. Kebijaksanaan yg dianut oleh Reagan untuk menghadapi inflasi & kelesuan ekonomi pada tahun 80-an sesuai anjuran aliran baru Dikenal dengan sisi penawaran (supply-side economics). 

B. PERBEDAAN PANDANGAN KEYNESIAN DAN MONETARIS
    Dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi kubu keynesian lebih menyukai kebijaksanaan fiskal yg bersifat ekspansif. Sementara itu, kubu monetaris lebih menyukai kebijaksanaan moneter yg kontraktif-konservatif. Namun keduanya sama-sama melihat perekonomian dari sisi permintaan. Aliran sisi penawaran percaya bahwa yg harus diberi perhatian utama bukan segi permintaan seperti yg dilakukan kubu keynesian maupun monetaris melainkan sisi penawaran.
   Dlm mengatasi inflasi dan pengangguran, jalur yg ditempuh oleh aliran sisi penawaran melalui program penurunan pajak. Alasannya turunnya pajak akan menambah gairah investasi, yg akan mendorong peningkatan dlm produksi. Dengan meningkanya produksi, masalah pengangguran dapat diatasi, dan sekaligus inflasi dapat diredakan.Tekanan utama aliran penawaran adalah kebijaksanaan pertumbuhan jangka panjang. Hal itu dilakukan dengan mempromosikan kesempatan kerja penuh dan perubahan teknologi. 
   Dalam perjalanannya Robert A. Mundel juga disebut sebagai peletak dasar aliran "Sisi Penawaran". Ia menyarankan untuk memakai kombinasi antara kebijakan Fiskal dengan kebijakan Moneter. Kebijakan moneter dilakukan dalam bentuk kebijakan uang ketat untuk membendung inflasi. Kebijakan fiskal dilaksanakan dengan menggunakan program pengurangan pajak untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
 
C. PROGRAM PENURUNAN PAJAK DAN ANGGARAN BERIMBANG
   Kebijaksanaan dan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk peningkatan output nasional sekaligus membuka kesempatan kerja serta menekan laju inflasi, cara yang dianjurkan untuk ditempuh cukup banyak, antara lain:
(1) mendorong masayarakat untuk lebih rajin menabung ;
(2) menurunkan tingkat pajak;
(3) mendorong masyarakat untuk lebih berani mengambil resiko dalam berusaha ;
(4) mendorong mobilisasi angkatan kerja, dan
(5) mendorong masyarakat untuk lebih banyak bekerja di sektor riil.
 
  Aliran sisi penawaran percaya bahwa pemotongan pajak tidak akan menyebabkan berkurangnya pro-duksi nasional, tetapi justru akan meningkatkannya. Aliran sisi penawaran percaya bahwa program pemotongan pajak akan menguntungkan semua pihak. Pekerja memeperoleh pendapatan sesudah pajak (income after tax) yg lbh tinggi. Pemerintah juga memperoleh penerimaan total pajak yg juga lebih besar. Jam kerja yg lama berarti output nasio-nal akan meningkat, & perekonomian akan berkembang.
 
D. KESIMPULAN
   Kesimpulan yang dapat diambil, pemikir-pemikir aliran sisi penawaran mempercayai bahwa dampak positif penggunaan dana sendiri oleh swasta terhadap peningkatan output nasional,perluasan kesempatan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lebih besar  dibandingkan dengan keadaan ketika pajak dikumpulkan terlebih dahulu untuk kemudian dialokasikan oleh pemerintah untuk berbagai program pembangunan.
   Pendekatan sisi penawaran lebih dianggap sebagai perkembangan dlm kebijaksanaan ekonomi daripada teori ekonomi. Hal ini tidak lain karena pendekatan sisi penawaran ini tidak dianggap sebagai teori umum sebagaimana yg ada pada teori-teori klasik atau keynes. 


ALIRAN RATIONAL EXPECTATION
  
  Ekonomi sendiri hadir untuk menjawab sedikitnya tiga pertanyaan. Pertama, apa yang harus diproduksi dan dalam jumlah berapa (What). Kedua, Bagaimana sumber-sumber ekonomi, faktor-faktor produksi, yang tersedia dipergunakan untuk memproduksi barang-barang tersebut (How). Ketiga, untuk siapa barang-barang tersebut diproduksi, atau bagaimana barang-barang tersebut dibagikan di antara warga masyarakat (For Whom).
   Dalam tata hubungan ekonomi dikenal istilah produsen dan konsumen. Rasionalitas yang dibangun dalam tata hubungan ekonomi adalah, bahwa konsumen cenderung memaksimalkan kebutuhannya (utilitas) dengan kendala pendapatan (income). Disisi lain, produsen cenderung memaksimalkan keuntungannya (profit) dengan kendala faktor input. Hubungan antara kepentingan-kepentingan produsen dan konsumen secara “individual”, dibahas dalam mikroekonomi. 
 
A. Aliran Ekonomi RATEX 
   Pada tahun 70an dan 80an kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi yang sesuai dengan ajaran Keynes telah gagal total dalam menghadapi masalah-masalah ekonomi. Kegagalan tersebut menimbulkan pemikiran ekonomi baru yang disebut aliran gelombang baru (New Wave). Aliran ini meninjau kembali premi-premi yang digunakan kubu Keynesian (orang-orang yang mengikuti ajaran Keynes) yaitu perlunya campur tangan pemerintah seperti penerapan kebijaksanaan dan pengaruh ekspektasi terhadap pola konsumsi masyarakat. 
 
B. Pemikiran Rational Expectation (Ratex) 
    Penganut rational expectation (ratex) tidak lain adalah kelompok klasik baru (new-classical), karena asumsi ratex dijadikan oleh kaum tersebut sebagai landasan pokok seluruh analisis dan pemikirannya. John Muth merupakan pencetus pertama ide ratex dimana pada awal 1960-an ia mengemukan premis: ”ekspektasi tiap individu bersifat rasional bila ekspentasi tersebut identik dengan hasil prediksi model”. Premis ini mengandung pengertian bahwa apabila masyarakat mengetahui benar informasi tentang suatu peristiwa atau kebijakan maka mereka akan bereaksi dimana reakasi tersebut berciri rasional. 
    Menurut penganut model ratex jika dan hanya jika masyarakat membuat kesalahan ekspektasi maka kebijakan pemerintah dapat memberi hasil, contohnya pada kebijakan peningkatan jumlah uang beredar berdampak pada peningkatan output. Menurut pandangan penganut ratex jika kesalahan terjadi, intervensi pemerintah semacam contoh di atas tetap tidak diinginkan karena ia justru akan menghasilkan ketidakpastian yang lebih besar lagi. Berbeda dengan pandangan kaum monetaris dimana mereka masih memberi “ruang” untuk melihat berbagai dampak kebijakan pemerintah melalui perlakuan eksplisit terhadap faktor adaptive expectation, khususnya dalam jangka pendek.  Menurut jawaban penganut ratex kesalahan ekspektasi karena kesulitan memperoleh informasi memang tak dapat dihindarkan meskipun yang bersangkutan sangat rasional dalam pengambilan keputusan. Dengan pengertian lain, menurut mereka untuk mempunyai ekspektasi rasional tidak harus selalu bebas dari membuat kesalahan ekspektasi.
 
C. Pokok Pikiran
    Para pakar RATEX (Rational Expectation) berpendapat bahwa tidak ada peluang kebijaksanaan fiskal maupun moneter untuk menstabilkan perekonomian. Menurut aliran RATEX, masalah-masalah/peristiwa ekonomi terjadi karena kesalahan dalam memperkirakan peristiwa ekonomi pada masa yang akan datang. Kesalahan tersebut tidak terjadi secara sistematis melainkan secara acak/random. RATEX juga mengkritik teori Keynes tentang pembentukan harga ekspetasi didasarkan pada perilaku masa lalu. 
    Menurut aliran RATEX, orang-orang/unit-unit ekonomi telah membuat perkiraan–perkiraan secara rasional, karena tingkah laku ekonomi masyarakat dipengaruhi perkiraan mereka, maka kegiatan memprediksi peristiwa ekonomi masa depan menjadi sia-sia. Teori ekspektasi rasional (rational expectations) diajukan pertama kali oleh John F. Muth pada tahun 1961 pada tulisannya yang berjudul “Rational Expectations and the Theory of Price Movements”. Teori ini kemudian dikembangkan oleh Robert E. Lucas Jr. untuk memodelkan bagaimana agen ekonomi melakukan peramalan di masa yang akan datang. 
 
Sukirno (2006) menjelaskan bahwa ada 2 asumsi yang menjadi dasar teori ekspektasi rasional (rational expectations): 
  • Pertama, teori ini menganggap bahwa semua pelaku kegiatan ekonomi bertindak secara rasional, mengetahui seluk beluk kegiatan ekonomi dan mempunyai informasi yang lengkap mengenai peristiwa-peristiwa dalam perekonomian. Keadaan yang berlaku di masa depan dapat diramalkan, selanjutnya dengan pemikiran rasional dapat menentukan reaksi terbaik terhadap perubahan yang diramalkan akan berlaku. Akibat dari asumsi ini, teori ekspektasi rasional mengembangkan analisis berdasarkan prinsip-prinsip yang terdapat dalam teori mikroekonomi yang juga bertitik tolak dari anggapan bahwa pembeli, produsen, dan pemilik faktor produksi bertindak secara rasional dalam menjalankan kegiatannya. 
  • Kedua adalah semua jenis pasar beroperasi secara efisien dan dapat dengan cepat membuat penyesuaian-penyesuaian ke arah perubahan yang berlaku. Asumsi kedua ini sesuai dengan pendapat ahli-ahli ekonomi klasik, dan merupakan salah satu alasan yang menyebabkan teori ini dinamakan new classical economics. Menurut asumsi kedua, tingkat harga dan tingkat upah dapat dengan mudah mengalami perubahan. Kekurangan penawaran barang akan menaikkan harga, dan kelebihan penawaran mengakibatkan harga turun. Buruh yang berkelebihan akan menurunkan upah, sebaliknya kekurangan buruh akan menaikkan upah mereka. Semua pasar bersifat persaingan sempurna, dan informasi yang lengkap akan diketahui oleh semua pelaku kegiatan ekonomi di berbagai pasar. 
Golongan ekspektasi rasional melahirkan pemikiran mengenai hipotesis pasar efisien. Mankiw (2006) menjelaskan bahwa ada sebuah cara dalam memilih saham untuk portofolio, yaitu memilih secara acak. Alasan dari cara ini adalah hipotesis pasar yang efisien (efficient markets hypothesis). Asumsinya adalah semua saham sudah dinilai tepat sepanjang waktu karena keseimbangan penawaran dan permintaan mengatur harga pasar. Pasar saham dianggap mencerminkan semua informasi yang tersedia mengenai nilai sebuah aset. Harga-harga saham berubah ketika informasi berubah. Kalau ada berita baik mengenai prospek suatu perusahaan, nilai dan harga saham sama-sama naik.
Tetapi, Samuelson dan Nordhaus menyatakan bahwa pandangan teori pasar efisien terlalu sederhana dan menyesatkan, sudah banyak bukti menunjukkan tidak semua pergerakan saham diakibatkan perubahan informasi. James Tobin, seorang professor Yale pemenang hadiah nobel mengkritik teori ini, argumennya pada bursa saham amerika tanggal 15 hingga 19 oktober 1987 terjadi perubahan harga sebanyak 30% padahal tidak ada faktor yang tampak. Teori pasar efisien bungkam terhadap kritik tobin.
 
Aliran Pemikiran Ekonomi Baru yang disebut aliran gelombang baru
(new wave)
a). Pandangan aliran gelombang baru yg menganggap tidak ada hubungan khusus antara variabel output, kesempat-an kerja & inflasi. Karena tidak ada trade-offs diantara varibel tersebut. Pakar-pakar Ratex berpendapat bahwa tidak ada peluang kebijaksanaan fiskal maupun moneter untuk menstabilkan perekonomian.
b). Bagi aliran ratex, deviasi dari keadaan kesempatan kerja penuh hanya terjadi karena adanya kesalahan dalam memperkirakan peristiwa-peristiwa ekonomi (seperti tingkat harga, upah dan inflasi) masa datang.
c). Dalam perekonomian yang sudah stabil, pelaksanaan suatu kebijaksanaan ekonomi justru bisa mengganggu perekonomian itu sendiri.
 
D. Tokoh-Tokoh Ratex
  • Robert Lucas
  • Thomas Sargeant
  • Eil Wallace
  • Robert Barro
  • Leonard Rapping
  • Edward Prescott
  • Dvid Begg
  • Steven Sheffrin
  • John Muth
   Ide tentang ekspektasi rasional ini sudah dikembangkan oleh John Muth sejak tahun 1961. Premis utama yang dikemukakan Muth dalam tulisannya tersebut adalh, bahwa ekspektasi tiap orang bersifat rasional bila ekspektasi tersebut identik dengan prediksi model. Pakar-pakar aliran ratex ini menggunakan beberapa preposisi:
  • Bahwa orang atau unit-unit ekonomi akan membuat perkiraan (ekspektasi) ; 
  • Orang tidak menggunakan informasi yang ada padanya secara efisien ; 
  • Oarang tidak membuat kesalahan-kesalahan secara sistematis dalam ekspektasi mereka; 
  • Dan orang akan bereaksi secara rasional terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dilakukan demi kepentingan pribadi masing-masing.
E. Mekanisme Kerja Ekspetasi Rasional
    Menurut Michael Carter (1984), ekspektasi rasional adalah upaya meramal secara esensial masa depan variabel-variabel ekonomi untuk membuat kebijakan secara tepat. Contoh kebijakan mereka yang dikatakan dengan meramal antara lain, mereka menganggap semua orang bertindak rasional, seperti yang dijelaskan diatas.
   Ekspektasi rasional pada mulanya diperkenalkan oleh John Muth pada tahun 1961 melalui paper klasiknya yang berjudul “Rational Expectations Hypothesis”. Namun demikian keberadaan ekspektasi rasional ini semakin berkembang dengan adanya studi oleh Lucas (1973) dan dua paper seri dari Barro (1977a, 1978b).
   Model ekspetasi rasional memiliki Asumsi dasar:
1. Ekspektasi ini didasarkan kepada informasi yang lengkap yang dimiliki oleh semua pelaku ekonomi, baik tiu konsumen, produsen (simetris). Informasi yang lengkap ini bukan hanya meliputi informasi masa lalu, atau yang baru dialami tetapi juga informasi tentang masa yang akan datang.
2. Berdasarkan informasi-informasi tersebut, pelaku ekonomi akan melakukan tindakan yang rasional. Tindakan rasional yang dimaksudkan disini adalah : produsen cenderung untuk memaksimumkan profit dengan kondela faktor-faktor produksi, sedangkan konsumen cenderung memaksimalkan utility dengan kendala income. Pelaku ekonomi yang rasional akan senantiasa berpegang pada prinsip tersebut terutama dalam menghadapi berbagai perubahan yang timbul dari aspek makroekonomi, seperti inflasi dan pengangguran.
3. Pelaku-pelaku ekonomi mengetahui dengan baik implikasi-inplikasi dari berbagai kebijakan yang akan dijalankan oleh pemerintah. Pengetahuan seperti itu terutama didapat dari pengalaman-pengalaman di masa lalu.
 
  Teori ekspektasi rasional menganggap bahwa pada umumnya masyarakat mengetahui dampak yang akan ditimbul sebagai akibat kebijakan-kebijakan pemerintah seperti melakukan anggaran belanja defisit dan dampaknya terhadap perekonomian. Kemampuan untuk memprediksi (to expect and to anticipate) dampak dari tindakan pemerintah seperti itu, memungkinkan pelaku-pelaku ekonomi melakukan tindakan untuk melindungi diri dari dampak buruk kebijakan pemerintah tersebut di masa depan.
 
F. Kritik Terhadap Ekspetasi Rasional
    Case mengatakan bahwa pertanyaan kunci yang berkenaan dengan ekspektasi rasional ini adalah : Seberapa realistisnya asumsi yang dibangun dari model ekspektasi rasional ? Jika asumsi tersebut memprediksi bagaimana ekspektasi tersebut dibentuk, maka perlu dipertanyakan apabila terjadi kesalahan ekspektasi yang justru menimbulkan ketidakseimbangan. Dari sudut makroekonomi, argumen-argumen yang mendukung ekspektasi rasional cenderung persuasif.
  Ekspektasi rasional terlalu menuntut rumah tangga dan perusahaan mengetahui berbagai informasi terlalu banyak. Tidak realistis untuk menganggap unit pengambilan keputusan dasar untuk mengetahui informasi sebanyak yang dituntut. Orang harus mengetahui model yang benar (atau sekurang-kurangnya perkiraan yang baik tentang model yang benar).
Michel Carter (1984) mengkritik sangat keras keberadaan ekspekatasi rasional ini. Ia mengatkan bahwa teori ekspektasi rasional sebagai “sangat tidak masuk akal”, karena dianggap tidak realistis. Kritik Carter ini berkaitan dengan empat hal pokok, yaitu : Individu yang rasional, argumentasi tentang pemerintah yang jujur, eksploitasi terhadap seluruh kesempatan untuk memperoleh profit, Hanya sebagian perusahaan membutuhkan rasionalitas tertentu, bukan teori yang kompeten.
 
1. Individu yang Rasional
Bagaimana cara mereka untuk secara mandiri mencoba untuk mengetahui tentang variabel-varibel ekonomi yang dibutuhkan untuk memprediksi masa depan ? Jawabannya tentu saja tentu saja berdasarkan rasionalitas mereka. Namun perlu dipertanyakan lebih dalam lagi bagaimana caranya untuk mendapatkan jalan untuk menemukan informasi tersebut. Dalam hal ini akan terdapat ketidaksinkronan antara kenyataan adanya informasi yang lengkap dengan asumsi yang ada pada ekspektasi rasional.

2. Peran pemerintah
Pemerintah yang jujur dalam mengelola manajemen makroekonomi sangat sulit, terutama dalam menciptakan kapasitas penuh tenaga kerja. Sebagai contoh : keinginan pemerintah untuk menekan pengangguran. Yang pada kenyataannya pengangguran ini selalu ada dalam kisaran antara 4 – 7 %.
 
3. Eksploitasi kesempatan untuk memperoleh profit
Bila suatu perusahaan memiliki informasi untuk memperoleh kesempatan mendapatkan profil, maka ia cenderung untuk mengeksploitasi kesempatan tersebut semaksimal mungkin.
 
4. Sebagian perusahaan yang membutuhkan rasionalitas tertentu
Hal-hal yang menyebabkan berkurangnya kesempatan memperoleh profit sebagaimana tersebut diatas tersebut akan mereka reduksi, termasuk apabila itu menyangkut sharing informasi dengan pelaku ekonomio lainnya. Dengan demikian informasi yang lengkap hanya dimiliki oleh sedikit perusahaan.

5. Tidak ada teori yang kompeten
Pada akhirnya Carter mengatakan bahwa ekspektasi rasional sebenarnya tidak didukung oleh teori yang yang kompeten.

G. Pro Dan Kontra
  Lucas menyebutkan bahwa perubahan-perubahan yang tidak terantisipasi saja yang akan mempengaruhi output. Jika terantisipasi maka output = nihil atau dengan kata lain kebijakan moneter tidak akan ampuh digunakan sebagai alat untuk mempengaruhi output dan kesempatan kerja.

  • Pihak Pro: Thomas J.S dan Neil Wallace Kebijakan moneter memang tidak efektif, baik jangka panjang maupun jangka pendek. 
  • Pihak Kontra: F. Mishkin dan R. Gordon Kebijakan moneter yang sistematis jelas memberi dampak terhadap output.
 
G. Kesimpulan
  
Dari pendapat-pendapat di atas, memang telah mempengaruhi dunia. Namun, masih perlu penelitian lebih lanjut karena kebijakan moneter yang mempengaruhi output masih belum terbukti jelas dan bersifat fleksibel.
    RATEX memberi pengaruh terhadap dunia karena ajaran Ratexlah yang mencetuskan ide bahwa perekonomian diserahkan kepada mekanisme pasar dan itu memberi pengaruh terhadap program-program ekonomi dunia.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMIKIRAN-PEMIKIRAN KEYNES, NEO-KEYNES DAN PASCA KEYNESIAN

POKOK-POKOK PIKIRAN ALIRAN MONETARIS

PEMBAHARUAN TERHADAP MARXISME