PEMIKIRAN-PEMIKIRAN KEYNES, NEO-KEYNES DAN PASCA KEYNESIAN

Pemikiran-pemikiran Keynes
A. Sedikit Tentang Keynes
John Maynard Keynes (1883-1946), dia sekolah di Eton, kemudian melanjutkan pendidikannya di King's college dengan bidang matematika dan belajar falsafah dengan gurunya Alfred Whitehead, belajar ekonomi dengan Alfred Marshall dan A.C. Pigou. Dia pernah ikut dalam tim delegasi Inggris melakukan perundingan Versailles (1919), Bretton Woods (1946) dan pembentukan badan Moneter Internasional IMF (International Monetary Fund). Atas jasa-jasanya dia diangkat sebagai "baron", gelar kebangsawanan yang sangat tinggi dalam masyarakat Eropa.
B. Karya-karya Keynes


1. Indian Currency and Finance (1913), yang memperlihatkan ketertarikannya pada masalah-masalah moneter.
2. The Economic Consequences of the Peace (1919), banyak berisi kritikannya terhadap apa yang dilakukan negara yang menang pada PD I (Amerika, Inggris, Prancis) dalam menekan negara yang kalah (Jerman), meskipun ia delegasi Inggris dalam perjanjian 3. Versailles, ia tetap mengkritiknya.
3. A Revision of The Treaty (1922), masih berisi sehubungan dengan perjanjian Versailles.
4. A Tract on Monetary Reform (1923), rasa prihatinnya terhadap perubahan yang terjadi dalam daya beli uang.
5. A Treatise on Money (1930), volume pertama berisi teori-teori arti dan peran uang dalam perekonomian secara murni. Dalam volume kedua berisi penerapan teori-teori murni tersebut dalam perekonomian.
6. The General Theory of Employment, Interest, and Money (1936), semua buku sebelum buku ini masuk dalam jalur pemikiran klasik dan neo-klasik, tapi tidak dengan buku ini. Karena, teori klasik tidak dapat menyelesaikan permasalahn depresi tahun 30-an, karena banyak kelemahan dan harus diperbaiki.
C. Kritikan Keynes terhadap Teori Klasik

Kaum klasik percaya bahwa perekonomian yang dilandaskan pada kekuatan pasar akan selalu menuju keseimbangan (equilibruim), masalah-masalah akan di atasi oleh tangan tak kentara (invisible hands). Mereka percaya yang dikatakan Say bahwa penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri. Analisis klasik bertumpu pada masalah-masalah mikro. Dalam berproduksi misalnya masalah yang di hadapi adalah bagaimana menghasilkan barang-barang dan jasa sebanyak-banyaknya dengan biaya yang serendah-rendahnya dan faktor produksi terbaik. Tapi, kenyataan sebaliknya dimana di tahun 30-an terjadi depresi besar-besaran. Karena perusahaan berlomba-lomba berproduksi tanpa kendali, di lain pihak daya beli masyarakat rendah. Akibatnya, banyak stok menumpuk, yang kemudian membuat perusahaan mengurangi produksi dengan mengurangi jumlah pekerja yang menambah masalah pada perekonomian masyarakat.
Keynes mengkritik habis-habisan teori kaum klasik tersebut. Ia melihat perilaku masyarakat bahwa, semua pendapatan tidak dikonsumsi, melainkan sebagian pendapatan mereka tabung. Jadi ini yang membuat bahwa permintaan lebih kecil daripada penawaran, sebab pengeluaran tidak sama dengan pendapatan karena sebagian di tabung. Tapi pendukung teori masih membantah pendapat keynes, mereka mengatakan tabungan masyarakat tersebut masih di alokasikan lembaga keuangan kepada investor, sehingga keseimbangan terjaga. 
Keynes membantah ulang, sebab motif masyarakat untuk menabung berbeda dengan motif pengusaha untuk investasi. Motif masyarakat adalah untuk berjaga-jaga seandainya menghadapi kecelakan, penyakit atau hajat. Sedangkan motif pengusaha adalah mencapai keuntungan sebanyak-banyaknya. Jadi, perbedaan motif ini menyebabkan jumlah tabungan dan investasi tidak pernah sama, dimana tabungan lebih banyak.
Kritikan yang lain adalah ia mengatakan bahwa tidak ada mekanisme penyesuaian (adjustment). Hal ini sangat jelas dalam analisisnya tentang pasar tenaga kerja. Dalam pandangan laissez faire klasik, biarkan saja keadaan demikian. Sebab, meskipun gajinya rendah para buruh akan tetap bekerja, yang kemudian membuat pengusaha mempekerjakan banyak buruh. Tapi, kenyataannya keynes melihat buruh punya semacam serikat kerja (labor union) yang memperjuangkan kepentingan buruh dari penurunan upah. Kalaupun misalkan upah diturunkan, pendapatan masyarakat akan menurun sehingga daya beli turun, harga-harga turun. Yang akhirnya pendapatan perusahaan turun yang membuat labor cuman bisa sedikit yang tertampung sehingga akhirnya pengangguran meluas.
D. Peran Pemerintah dalam Perekonomian
Dari kejadian depresi tahun 30-an, keynes merasa agar perekonomian tidak diserahkan sepenuhnya pada pasar, dibutuhkan adanya peran pemerintah. Keynes lebih mengandalkan kebijakan fiskal. Dengan kebijakan fiskal pemerintah bisa mempengaruhi jalannya perekonomian. Yaitu dengan menyuntikkan dana berupa pengeluaran pemerintah untuk proyek-proyek padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja. Dengan demikian, sebagian tenaga kerja yang menganggur bisa bekerja, yang akhirnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Kalau harga-harga naik cepat, pemerintah bisa menarik jumlah uang beredar dengan mengenakan pajak yang lebih tinggi. Dengan menjalankan kebijakan pengelolaan pengeluaran dan pengendalian permintaan dalam bentuk "kontra-siklis" atau "anti-siklis" akan ampuh menangani masalah inflasi.
Sebenarnya, Keynes percaya "laissez faire - laissez passer", tetapi ia melihat butuh waktu yang sangat lama untuk mekanisme pasar membawa perekonomian menuju keseimbangan. Dan satu-satunya solusi dengan cara adanya intervensi atau campur tangan pemerintah. Banyak yang mengatakan bahwa kebijakan yang digunakan oleh Keynes adalah kebijakan Fiskal.
Neo-Keynes
Penerus ajaran Keynes yg tergolong Neo-Keynesian sering disederhanakan menjadi Keynesian. Mereka banyak berjasa dlm mengembangkan teor-teori yg berhubungan dgn usaha menjaga stabilitas perekonomian. Teori-teori tersebut menerangkan & mengantisipasi fluktuasi ekonomi (business cycle) & teori-teori yg berhubungan dgn pertumbuhan & pendapatan.
Pandangan-pandangan mereka disebut Keynesian karena teori-teori mereka diturunkan dari teori determinasi pendapatan Keynes. Disebut Neo karena teori-teori Keynes tersebut sudah banyak diperbarui berdasarkan penelitian-penelitian empiris yag lebih baru. Kelompok kedua yg disebut pasca Keynesian atau post Keynesian adalah sekumpulan ahli ekonomi. Sekumpulan ahli itu menyatakan berbagai pandangan tentang ekonomi makro modern. Pemikiran-pemikiran ekonomi mereka berakar dari pemikiran-pemikiran Keynes, namun sudah berkembang lebih jauh.
A. TOKOH-TOKOH KEYNESIAN
1. Alvin Harvey Hansen (1887-1975)
    Hansen mengaitkan permasalahan mengenai pendapatan nasional, investasi, & kes. kerja dgn gerak gelombang atau fluktuasi ekonomi.
2. Simon Kuznets (1901-1985)
    Kuznets berhasil menggabung ilmu statistik & ilmu matematika dgn ilmu ekonomi menjadi suatu kesatuan yg padu. Ia juga banyak enyumbangkan pemikiran tentang hal-hal yg berhubungan dgn perhitungan pendapatan nasional. Hubungan antara pendapatan nasional, konsumsi, tabungan, pengangguran, inflasi, & harga-harga dapat dikaji/diamati menurut analisis kurun waktu (time series analysis). dengan adanya Time Series, kita dapat menghitung pertumbuhan ekonomi lebih ekstrak.
3. John R. Hicks (1904 …)
    Hicks telah ikut berjasa dlm mengembangkan pemikiran-pemikiran Keynes. Salah satu jasanya yg sangat besar ialah kemampuannya dlm merangkai teori-teori ekonomi mikro kedlm kerangka teori makro Keynes mel;alui pendekatan matematika. Hicks bersama-sama dgn Hansen memperkenalkan analisis IS-LM. Analisis ini sangat bermanfaat dlm menjelaskan hubungan  antar berbagai variabel dlm perekonomian.
4. Wassily Leontief (1906…)
    Leontief dinilai sangat berjasa dlm mengembangkan sebuah teori yg ternyata menjadi sangat berguna untuk berbagai analisis ekonomi, yaitu analisis input-output. Menurut Leontief, hubungan & keterkaitan antar sektor dlm perekonomian dpt digambarkan dlm suatu matriks. Matriks ini pada intinya berisi tabel-tabel tentang output masing-masing sektor.
5. Paul Samuelson (1915…)
    Memperlihatkan bagaimana perdag. luar negeri dimasukkan dlm kerangka umum teori ekonomi makro. Atas jasanya banyak negara yg lebih terdorong untuk lebih membuka pasarnya terhadap perekonomian internasional. Mem-perlihatkan bagaimana hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik ini saling memperkuat antara faktor pengganda (multiplier) dgn accelerator dpt dijelaskan secara sederhana. Permintaan efektif masyarakat dipengaruhi oleh autonomous investment (investasi yg besarnya ditentukan oleh perekonomian itu sendiri). Dampak investasi terhadap perekonomian menjadi berlipat ganda karena adanya multiplier, besarnya angka pengganda atau multiplier ini sangat ditentukan oleh kecenderungan mengonsumsi (propensity to consume) ma-syarakat. Makin besar kecenderungan mengkonsumsi, makin besar angka pengganda, makin besar pula dampak investasi terhadap  perekonomian.
B. TEORI GELOMBANG PERUSAHAAN (Business Cycle)
Kontribusi Marx yg paling penting bagi pemahaman kita tentang siklus ekonomi adalah pernyataannya tentang dua prinsip:
  • Fluktuasi ekonomi melekat dlm sistem kapitalis, sebab fluktuasi terjadi karena kekuatan-kekuatan yg ada dlm sistem ekonomi
  • Penyebab utama siklus ekonomi ditemukan dlm kekuatan-kekuatan yg menentukan pengeluaran investasi. 
Penyebab Fluktasi sebetulnya sangat banyak. Bagi kaum neo-keynesian, fluktasi ekonomi dapat terjadi karena dua penyebab utama:
  • Terjadinya perubahan-perubahan adlm tingkat investasi & rendahnya tingkat konsumsi.
  • Fluktuasi terjadi karena tidak adanya mekanisme koreksi yg mampu mendorong perekonomian pada keseimbangan kesempatan kerja penuh (full employment equilibrium). Penyebab utama terjadinya ketidak seimbangan ini adalah kakunya harga-harga, terutama tingkat upah dalam mekanisme penyesuaian.

C.TEORI PERTUMBUHAN & PEMBANGUNAN
Pakar utama yang lebih serius dalam mengembangkan teori pertumbuhan adalah Schumpeter. Bagi Schumpeter, pelaku utama pertumbuhan ekonomi adalah karena adanya entrepreneur. Entrepreneur bukan hanya seorang pengusaha atau manajer, melainkan seseorang yg mau menerima resiko & mengintrodusiasi produk-produk & tekhnologi baru dlm masyarakat.
Menurut Schumpeter, pertumbuhan ekonomi akan berkembang pesat dlm lingkungan masyarakat yg menghargai & merangsang orang untuk menggali penemuan-penemuan baru.
Perhatian terhadap pertumbuhan dan pembangunan - terutama di negara-negara berkembang - semakin marak berkat pengaruh ajaran Keynes yang menginginkan campur tangan pemerintah dalam proses pembangunan. Sebagaimana diketahui, negara-negara ingin cepat-cepat mengejar ketertinggalannya dari negara-negara maju. salah satu jalan pintas yang dipercaya bisa ditempuh ialah dengan memacu pertumbuhan ekonomi dengan melaksanakan industrialisasi.
Banyak pakar yg yakin bahwa negara2 berkembang bisa maju dgn melalui beberapa tahapan pembangunan sesuai dgn teori2 peren-canaan pembangunan. Teori pembangunan yg paling terkenal dari WW Rostow(1916). Negara2 berkembang yg ingin maju melalui tahap2 pembangunan sbb :
1. Tahap tradisional statis. Tahap ini dicirikan oleh keadaan Iptek yg masih sangat rendah & belum begitu berpengaruh terhadap kehidupan. Perekonomian pun masih didominasi sektor pertanian-pedesaan. Struktur sosial-politik juga masih bersifat kaku.
2. Tahap Transisi (pra take-off).Pada tahap ini Iptek mulai berkembang, produktivitas semakin meningkat & industri semakin berkembang. Tenaga kerja beralih dari sektor pertanian ke sektor industri, pertumbuhan tinggi, kaum pedagang bermunculan, & struktur sosial-politik semakin membaik.
3. Tahap lepas landas.Tahap ini dicirikan oleh keadaan suatu hambatan-hambatan sosial politik yg umumnya dapat diatasi, tingkat kebudayaan & Iptek semakin maju, investasi & pertumbuhan tetap tinggi, & mulai terjadi ekspansi perdagangan ke luar negeri.
4. Tahap dewasa (maturing stage). dlm tahap ini masyarakat semakin dewasa, dapat menggunakan Iptek sepenuhnya, terjadi perubahan komposisi angkatan kerja, di mana jumlah tenaga kerja yg skilled lebih banyak dari yg aunskilled, serikat-serikat dagang & gerakan-gerakan buruh semakin maju & berperan, pendapatan perkapita tinggi.
5. Tahap konsumsi massa (mass consumption).Tahap ini merupakan tahap terakhir. Masyarakat hidup serba kecukupan, kehidupan dirasakan aman tentram, laju pertumbuhan penduduk semakin rendah. 
Ada lima hal yg perlu diperhatikan dari pemikiran-pemikiran pasca-keynesian
  • Mereka cenderung berpendapat bahwa penyesuaian lebih banyak terjadi lewat penyesuaian kuantitas daripada harga. Penyesuaian harga, kalau terjadi, sering dilihat sebagai disequilibrium.
  • Pendistribusian pendapatan antara laba & upah memainkan peran penting dlm mempengaruhi keputusan investasi.
  • Mereka menganggap bahwa ekspektasi, bersama-sama dgn laba, adalah penentu utama perencanaan investasi.
  • Mereka percaya unsur-unsur kelembagaan kredit & keuangan berintegrasi mempengaruhi siklus ekonomi.
  • Fokus pembahasan teori-teori pasca-keynesian adalah menjawab pertanyaan mengapa perekonomian tidak bekerja dgn mulus seperti asumsi klasik.
Pemikiran-pemikiran ekonomi pasca-keynesian lebih berupa kumpulan ide-ide, tetapi tidak diformulasikan secara sistematis.
 
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

POKOK-POKOK PIKIRAN ALIRAN MONETARIS

PEMBAHARUAN TERHADAP MARXISME