MAZHAB NEO-KLASIK
A. Mazhab Neo-Klasik (penjelasan)
E.Persaingan Monopolitis dan Pasar Tidak Sempurna
Tokoh awal neo-klasik tidak telalu memperhatikan apakah pasar dalam kenytaan kehidupan sehari-hari betul-betul mencerminkan pasar persaingan sempurna atau tidak. Tokoh neo-klasik ini adalah Sraffa mengamati bahwa kenyataannya asumsi pasar persaingan sempurna yang dianut tokoh-tokoh klasik maupun tokoh-tokoh neo-klasik tidak dapat diterima begitu saja. sebagai contoh,asusmsi pasar persaingan sempurna adalah produk yang ditawarkan bersifat homogen,tetapi kenyataannya produsen melalukan pembadaan produk (product differentiation).
Teori-teori yang dikembangkan oleh Marx dan Engels mendapat banyak tanggapan dari pakar-pakar ekonomi, baik dari kaum sosialis sendiri maupun dari pendukung sistem liberal-kapitalisme. Pemikiran-pemikiran ekonomi dari pakar pendukung sistem liberal ini kemudian diamsukkan ke dalam suatu kelompok pemikiran ekonomi tersendiri yang disebut Mazhab Neo-Klasik.
B. Pendekatan Marjinal
Para pakar neo-klasik membahas ramalan Marx menggunakan konsep analisis marjinal (marginal analysis).Analisis marjinal merupakan pengaplikasian kalkulus diferensial terhadap tingkah laku konsumen dan produsen serta penentuan harga-harga di pasar.
Para pakar neo-klasik membahas ramalan Marx menggunakan konsep analisis marjinal (marginal analysis).Analisis marjinal merupakan pengaplikasian kalkulus diferensial terhadap tingkah laku konsumen dan produsen serta penentuan harga-harga di pasar.
Konsep marjinal ini sering diakui sebagai kontrubsi utama dari aliran atau mazhab Austria. Akan tetapi jika ditelusuri ke belakang ternyata teori ini telah cukup lama dikembangkan oleh pengarang terdahulu, tepatnya oleh Heindrich Gossen (1810-1858). Ia telah lama menggunakan konsep marjinal dalam menjelaskan kepuasan atau faidah (utility) dari pengkomsumsi sejenis barang.
C. Mazhab Austria
Konsep marjinal kebanyakan di gunakan dan dikembangkan di Austria,sehingga mereka memiliki ciri-ciri tersendiri, yaitu penerapan kalkulus dalam pengembangan teori-teori mereka. Tiga tokoh utama mazhab Austria adalah Carl Menger, Friedrich von Wieser, dan Eugen vin Bohm Bawerk.
Konsep marjinal kebanyakan di gunakan dan dikembangkan di Austria,sehingga mereka memiliki ciri-ciri tersendiri, yaitu penerapan kalkulus dalam pengembangan teori-teori mereka. Tiga tokoh utama mazhab Austria adalah Carl Menger, Friedrich von Wieser, dan Eugen vin Bohm Bawerk.
Carl Menger mengembangkan teori utilitas marjinal yang ternyata membawa pengaruh yang sangat besar dalam pengembangan teori-teori ekonomi.
Knut Wicksell (1851-1926) mengamsimilasi analisis keseimbangan umum Walras dengan teori kapital dan suku bunga Bohm Bawerk menjadi teori distribusi. Asimiliasi kedua teori itu didasarkan kepada analisis marjinal versi baru dikembangkan ole Jevons, Walras, dan Menger.
C.Mazhab Lausanne
Langkah lebih maju yang disumbangkan pemikir neo-klasik adalah analisis yang lebih komprehensif tentang teori keseimbangan umum oleh Leon Walras. Karyanya Elements of Pure Economics (1878) dianggap sebagai suatu mahakarya dalam bidang ekonomi,dalam bukunya tersebut Walras menjelaskan teori keseimbagan dengan pendekatan matematis.
Langkah lebih maju yang disumbangkan pemikir neo-klasik adalah analisis yang lebih komprehensif tentang teori keseimbangan umum oleh Leon Walras. Karyanya Elements of Pure Economics (1878) dianggap sebagai suatu mahakarya dalam bidang ekonomi,dalam bukunya tersebut Walras menjelaskan teori keseimbagan dengan pendekatan matematis.
D.Mazhab Cambridge
Alfred Marshall merupakan pelopor mazhab cambridge. Marshall dianggap sangat berjasa dalam memperbarui asas dan pos-tulat pandangan-pandangan ekonomi yang dikemukakan pakar klasik dan pakar neo-klasik sebelumnya. Menurut kaum klasik, harga barang ditentukan oleh besarnya pengorbanan untuk menghasilkan barang tersebut. Dengan demikian, bagi kaum klasik yang mennetukan harga adalah sisi penawaran.Pandangan klasik ditentang oleh tokoh-tokoh neo klasik lain seperti Jevons,Menger,dan Warlas. Mereka sepakat bahwa yang menentukan harga adalah kondisi permintaan.
Alfred Marshall merupakan pelopor mazhab cambridge. Marshall dianggap sangat berjasa dalam memperbarui asas dan pos-tulat pandangan-pandangan ekonomi yang dikemukakan pakar klasik dan pakar neo-klasik sebelumnya. Menurut kaum klasik, harga barang ditentukan oleh besarnya pengorbanan untuk menghasilkan barang tersebut. Dengan demikian, bagi kaum klasik yang mennetukan harga adalah sisi penawaran.Pandangan klasik ditentang oleh tokoh-tokoh neo klasik lain seperti Jevons,Menger,dan Warlas. Mereka sepakat bahwa yang menentukan harga adalah kondisi permintaan.
Bagi Marshall harga terbentuk sebagai integrasi dua kekuatan di pasar: penawaran dari pihak produsen dan permintaan dari pihak konsumen. Integrasi kedua kekuatan tersebutlah yang menentukan harga di pasar, bukan produsen saja, atau konsumen saja, tetapi kedua-duanya.
E.Persaingan Monopolitis dan Pasar Tidak Sempurna
Tokoh awal neo-klasik tidak telalu memperhatikan apakah pasar dalam kenytaan kehidupan sehari-hari betul-betul mencerminkan pasar persaingan sempurna atau tidak. Tokoh neo-klasik ini adalah Sraffa mengamati bahwa kenyataannya asumsi pasar persaingan sempurna yang dianut tokoh-tokoh klasik maupun tokoh-tokoh neo-klasik tidak dapat diterima begitu saja. sebagai contoh,asusmsi pasar persaingan sempurna adalah produk yang ditawarkan bersifat homogen,tetapi kenyataannya produsen melalukan pembadaan produk (product differentiation).
F.Games Theory dan Informasi Asimetris
Untuk menganalisis perilaku ekonomi dalam pasar yang hanya diisi oleh segelintir pelaku ekonomi,dikembangkanlah konsep games theory. Konsep games theory oleh Nash untuk menganalisi situasi kepentingan pelaku ekonomi yang tidal berlawanan. Dari sinilah muncul istilah keseimbangan Nash (Nash Equilibirum),yaitu situasi dimana para pemain tidak tertatik lagi mengubah tindakannya,karena harapan atau ekspektasi setiap pemain tentang dan terhadap pemain lain ternyata benar. Konsep GT dikembangkan oleh Nash dengan asumsi informasi yang simetris,berarti semua pemain memiliki informasi yang sama.oleh pakar lain,yaitu John Harsanyi dikembangkan GT yang beroperasi dalam situasi informasi yang bersifat asimetris. Oleh Reinhard Selten mengembangkan GT untuk situasi yang lebih dinamis. Menurutnya, tindakan seorang pemain tidak hanya ditentukan oleh peluang melainkan juga oleh informasi yang dipunya.
Untuk menganalisis perilaku ekonomi dalam pasar yang hanya diisi oleh segelintir pelaku ekonomi,dikembangkanlah konsep games theory. Konsep games theory oleh Nash untuk menganalisi situasi kepentingan pelaku ekonomi yang tidal berlawanan. Dari sinilah muncul istilah keseimbangan Nash (Nash Equilibirum),yaitu situasi dimana para pemain tidak tertatik lagi mengubah tindakannya,karena harapan atau ekspektasi setiap pemain tentang dan terhadap pemain lain ternyata benar. Konsep GT dikembangkan oleh Nash dengan asumsi informasi yang simetris,berarti semua pemain memiliki informasi yang sama.oleh pakar lain,yaitu John Harsanyi dikembangkan GT yang beroperasi dalam situasi informasi yang bersifat asimetris. Oleh Reinhard Selten mengembangkan GT untuk situasi yang lebih dinamis. Menurutnya, tindakan seorang pemain tidak hanya ditentukan oleh peluang melainkan juga oleh informasi yang dipunya.
Komentar
Posting Komentar